I.
Sel Saraf ( Neuron )
“ Sel saraf (neuron) adalah sel-sel yang bermuatan listrik ” dengan serabut-serabut
mirip benang yang menghubungkannya dengan bagian-bagian tubuh atau dengan
sel-sel saraf lain. Sel saraf memiliki struktur tertentu yang meliputi dendrit,
badan sel saraf, dan neurit (akson).
Struktur Dan Fungsi Dari Neuron
Dendrit
“ Percabangan dari badan sel saraf ”
Berupa tonjolan sitoplasma yang pendek dan bercabang-cabang. Fungsi
dendrit adalah untukmenerima impuls dari ujung saraf lain dan menghantarkannya
ke badan sel saraf.
Badan Sel
“Bagian yang paling besar
dari sel saraf”
Dalam
badan sel terdapat badan Nissl yang berfungsi
menerima dan meneruskan impuls dari dendrit ke neurit. Badan sel saraf
mengandung inti sel dan sitoplasma.
Neurit
“tonjolan sitoplasma yang panjang”
(lebih
panjang daripada dendrit), berfungsi untuk meneruskan impuls dari badan sel
saraf ke sel saraf yang lain. Neurit disebut juga akson.
Nukleus
“ Inti sel saraf ”
berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf
(neuron). Di dalam inti sel juga terdapat kromosom dan DNA yang
berfungsi untuk mengatur sifat keturunan dari sel tersebut.
Selubung Mielin
“Sebuah selaput pembungkus neurit”
Disusun oleh sel-sel
Schwann dan banyak mengandung lemak. Selubung mielin berfungsi sebagai
pelindung neurit dan pemberi nutrisi bagi neuron. Selubung mielin bersegmen-segmen.
Bagian neurit yang tidak terbungkus selubung mielin disebut nodus Ranvier.
Selubung mielin bersifat sebagai isolator impuls.
Sel Schwan
“Sel penyusun
selubung mielin.”
Sel ini
ditemukan oleh Theodore Schwann, seorang ilmuwan dari Jerman. Sel schwann
bekerja dengan menghasilkan lemak dan membungkus neurit berkali-kali sampai
terbentuk selubung mielin. Fungsi sel schwann adalah untuk mempercepat jalannya
impuls, membantu menyediakan makanan untuk neurit, dan membantu regenerasi
neurit.
Nodus Ranvier
“ Bagian pada neurit yang tidak terbungkus selubung
myelin ”
Berfungsi sebagai loncatan untuk
mempercepat impuls saraf ke otak atau sebaliknya. Nodus ranvier berdiameter
sekitar 1 mikrometer dan ditemukan oleh Louis-Antoine Ranvier. Adanya nodus
ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang
lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan
Sinapsis
“ Titik temu
antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain.”
Pada
setiap neuron, terminal aksonnya membengkak membentuk suatu tonjolan kecil yang
disebut tombol sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Sebuah
sinapsis menyediakan koneksi antar neuron yang memungkinkan informasi sensorik
mengalir di antara mereka. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang
disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut
neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase
yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis. Fungsi utama sinapsis adalah sebagai menyediakan
koneksi antara neuron yang memungkinkan impuls mengalir di antara mereka.
Ada Tiga Macam Neuron Berdasarkan
Neuron Sensorik ( Neuron
Aferen )
Berfungsi menghantarkan
impuls dari reseptor ke sistem sarafpusat. Reseptor adalah
penerima rangsang, Organ yang mengandung reseptor
disebut indra.
Neuron Motorik ( Neuron
Eferen )
Berfungsi menghantarkan
impuls dari reseptor ke sistem saraf
pusat. Reseptor adalah
penerima rangsang, Organ yang
mengandung reseptor
disebut indra.
Berfungsi menghantarkan
impuls dari sistem saraf pusat ke efektor.Efektor berupa otot dan
kelenjar.
Neuron Asosiasi ( Neuron
Penghubung )
Berfungsi menghubungkan
neuron sensorik dengan neuron motorik.
Neuron asosiasi terdapat dalam otak dan sumsum
tulang belakang
II.
Susunan
sistem saraf manusia
Terdiri
atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem Saraf Pusat
“Sistem
saraf pusat berfungsi memegang kendali dan pengaturan ”
terhadap
kerja jaringan saraf hingga ke sel saraf. Terdiri atas otak dan sumsum tulang
belakang.
1. Otak
Otak merupakan pusat saraf utama karena
berperan dalam pengaturan seluruh aktivitas tubuh. Bagian luar otak (korteks)
berwarna abu-abu dan mengandung banyak badan sel saraf yang disebut substansi
grissea. Bagian dalam otak (medula) berwarna putih dan mengandung banyak neurit
serta dendrit yang disebut substansi alba. Otak terdiri atas 6 bagian, yaitu
otak besar (serebrum), otak depan (diensefalon), otak tengah (mesensefalon),
otak kecil (serebelum), jembatan varol (Pons varolli), dan sumsum lanjutan
(medula oblongata).
Otak Besar
(Serebrum)
Otak besar merupakan pusat pengaturan semua
kegiatan/gerakan yang kita sadari. Berfungsi dalam pengaturan semua aktivitas
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran,
dan pertimbangan.
Serebrum terdiri atas 2 belahan. Setiap
belahan terdiri atas 4 lobus, yaitu :
!
Lobus
Frontalis berfungsi sebagai pengendali gerakan otot rangka
dan tempat terjadinya proses
intelektual.
!
Lobus
Oksipitalis berfungsi sebagai pusat pengelihatan.
!
Lobus
Temporalis berfungsi
sebagai pusat pendengaran, penciuman,
dan pengecapan.
!
Lobus
Parietalis berfugsi sebagai pengatur perubahan pada otot dan kulit.
Otak
Depan (Diensefalon)
“Bagian
otak yang terletak di bagian atas dari batang otak dan di
depan otak”
tengah. Terdiri atas talamus dan hipotalamus. Talamus
berfungsi sebagai pusat pengaturan perasaan dan gerakan. Hipotalamus berperan
dalam pengaturan suhu tubuh, rasa lapar, dan haus.
Otak Tengah (Mesensefalon)
Otak Tengah ®
Bagian otak yang terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Berfungsi
mengatur gerak refleks mata dan mengontrol perasaan.
Otak Kecil (Serebelum)
Otak Kecil ®
Terletak tepat di bawah bagian posterior otak besar. Berfungsi sebagai pusat
keseimbangan gerak, koordinasi gerak otot, serta posisi tubuh.
Jembatan Varol (Pons Varolli)
Pons Varolli ®
Berfungsi menghantarkan impuls otot-otot bagian kiri dan kanan tubuh. Pons
varolli juga berfungsi menghubungkan otak besar dengan otak kecil.
Sumsum Lanjutan (Medula Oblongata)
Sumsum
Lanjutan ® Lanjutan otak yang menghubungkan otak
dengan sumsum tulang belakang. Berfungsi mengatur denyut jantung, pelebaran dan
penyempitan pembuluh darah, gerak alat pencernaan, sekresi kelenjar, bersin,
bersendawa, batuk, muntah, serta gerak alat pernapasan.
Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
“Medula
Spinalis merupakan lanjutan medula oblongata”
dan
terdapat dalam rongga
tulang belakang. Bagian luar (tepi) berwarna putih (substansi alba) dan bagian
dalamnya berwarna abu-abu (substansi grissea). Berfungsi menghantarkan impuls
dari dan ke otak serta mengendalikan gerak refleks.
Sistem Saraf Tepi
“Sistem
saraf tepi atau sistem saraf perifer merupakan sistem ” saraf yang
menghubungkan semua bagian tubuh dengan pusat saraf (otak dan sumsum tulang
belakang).
Berdasarkan tempatnya,
sistem saraf tepi terdiri atas :
1. Saraf
Kranial
Berasal
dari otak dan berjumlah 12 pasang.
2.
Saraf Spinal
Berasal
dari sumsum tulang belakang dan berjumlah 31 pasang. Cabang-cabang saraf spinal
mempersatukan seluruh otot rangka dan kulit.
!
Saraf Parasimpatik
Merupakan saraf yang berpangkal pada
sumsum lanjutan (medula oblongata). Sistem saraf ini di sebut juga dengan
sistem saraf kraniosakral.
Merupakan saraf yang berpangkal pada
sumsum tulang belakang di daerah dada dan juga pinggang. Saraf Simpatik adalah
bagian dari sistem saraf otonom yang cenderung bertindak berlawanan terhadap
sistem saraf parasimpatik.
PARASIMPATIK
|
SIMPATIK
|
Mengecilkan pupil
|
Membesarkan
pupil
|
Memacu sekresi saliva
|
Menghambat sekresi saliva
|
Mengerutkan bronkus
|
Memperbesar
bronkus
|
Memperlambat detak jantung
|
Mempercepat detak jantung
|
Meningkatkan sekresi asam lambung
|
Menghambat
sekresi asam lambung
|
Memacu kerja kantong empedu
|
Memacu pelepasan glukosa oleh
hati
|
Mengerutkan kandung kemih
|
Menghambat
kontraksi kandung kemih
|
Memacu sekresi alat kelamin
|
Memacu ejakulasi
|
Manurunkan sekresi adrenalin
|
Meningkatkan
sekresi adrenalin
|
Tubuh
dapat melakukan gerakan karena adanya hantaran impuls oleh sel – sel saraf
Gerak
Biasa
“ Merupakan
gerak yang disadari, contohnya melangkahkan kaki” menuju tempat, berlari,
dan menyapu.
Urutan perjalanan
impuls pada gerak biasa :
Rangsang
➢
Reseptor ➢
Neuron Sensorik ➢ Otak ➢ Neuron Motorik ➢
Efektor
Gerak
Refleks
“Merupakan
gerak yang tidak disadari dan merupakan respon” langsung setelah adanya
rangsangan. Hantaran impuls pada gerak refleks mirip seperti pada gerak biasa.
Bedanya, impuls pada gerak reflek tidak melalui pengolahan oleh pusat saraf.
Neuron di otak hanya berperan sebagai konektor saja. Terdapat dua jenis neuron
konektor yaitu neuron konektor di otak dan neuron konektor di susmsum tulang
belakang. Contok gerak refleks melalui neuron konektor otak : pupil mata akan
mengecil, jika terkena cahaya terang. Contoh gerak refleks melalui neuron
konektor sumsum tulang belakang : kaki terangkat ketika lutut dipukul.
Urutan perjalanan
impuls pada gerak refleks :
Rangsang
➢
Reseptor ➢
Neuron Sensorik ➢ Konektor (otak/sumsum tulang
belakang) ➢
Neuron Motorik ➢ Efektor
Ada
2 prinsip penghantaran impuls, yaitu melalui neuron dan melalui sinapis.
!
Penghantaran Impuls
Melalui Neuron
Penghantaran ini terjadi karena adanya
perbedaan muatan listrik antara bagian luar dan bagian dalam membran serabut
saraf. Saat istirahat, bagian luar membran serabut saraf bermuatan listrik
positif. Sementara bagian dalam membran serabut saraf bermuatan listrik
negatif. Hal ini dinamakan polarisasi.
Saat menerima rangsang (impuls),
permukaan luar membran serabut saraf bermuatan negatif dan permukaan dalam
membran serabut saraf bermuatan positif. Hal ini dinamakan depolarisasi.
Selanjutnya, akan terjadi aliran listrik
dari daerah bermuatan listrik negatif ke positif. Kemudian impuls menuju neuron
dan akhirnya menuju sumsum tulang belakang dan otak. Pesan kemudian dioleh oleh
otak dan sumsum tulang belakang, akibatnya timbulah respons atau tanggapan.
Respons ini diubah menjadi impuls dan diteruskan ke neuron motorik hingga ke
efektor.
!
Penghantar
Impuls Melalui Sinpasis
Jika impuls telah tiba di membran
prasinapsis, vesikel-vesikel akan menuju membran prasinapsis. Selanjutnya,
vesikel-vesikel tersebut akan melepaskan zat neurotransmiter yang berfungsi
menghantarkan impuls ke ujung dendrit neuron berikutnya. Neurotransmiter
menerima impuls dan akan berdifusi melewati celah sinapsis. Selanjutnya,
neurotransmiter akan berikatan dengan reseptor yang berada di membran
pascasinapsis. Ikatan antara neurotransmiter dengan reseptor ini mengakibatkan impuls
dapat diteruskan ke saraf lainnya.
B.
SISTEM ENDOKRIN ( HORMON ) MANUSIA
“Sistem
endokrin disebut juga sistem kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang”
tidak mempunyai
saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin
dinamakan hormon.
Hormon
berfungsi untuk mengatur homeostasis, pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, dan
tingkah laku. Sistem endokrin tidak bekerja sendiri, bekerja sama dengan sistem
saraf dan sistem kekebalan tubuh untuk dapat membentuk fungsi tubuh dengan cara
yang benar. Kelenjar ialah sekelompok sel yang memproduksi dengan mengeluarkan
atau melepaskan bahan kimia. Menyeleksi kelenjar dan menghilangkan bahan dari
darah ialah proses yang mereka lakukan dan mengeluarkan produk kimia untuk
digunakan di suatu tempat di tubuh.
“ Hipofisis merupakan
salah satu contoh kelenjar endokrin.”
Hipofisis sering
disebut master of glands karena memengaruhi aktivitas kelenjar yang lain.
KELENJAR
|
LETAK
|
HORMON
|
FUNGSI
|
Hipofisis
/ Pituitari
A. Lobus
Anterior
B. Intermedia
C.Lobus poterior
|
Dasar otak besar
|
ACTH (Adenocorticotropic Hormone)
GH (Growth Hormone)/ Hormon somatotropin
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
LH (Luteinizing Hormone)
Prolaktin
TSH (Thyroid Stimulating Hormone)
MSH
(Melanocyte Stimulating Hormone)
Oksitosin
ADH (Antidiuretic Hormone) / vasopresin
|
Merangsang kelenjar adrenal untuk menyekresi glukokortikoid.
Merangsang sintetis protein dan metabolisme lemak serta
merangsang pertumbuhan tulang dan otot.
Merangsang spermatogenesis, merangsang pematangan folikel dalam
ovarium, dan menghasilkan hormon estrogen.
Menstimulasi pembentukan hormon progesteron.
Menstimulasi sekresi air susu
Merangsang kelenjar tiroid dan menyekresi hormon tiroksin
Memengaruhi
pembentukan zat warna kulit
Merangsang
kontraksi otot uterus saat proses kelahiran.
Mencegah pembentukan urine dalam jumlah banyak.
|
C. SISTEM INDERA MANUSIA
“Sistem
indra manusia berfungsi untuk menerima rangsang dari lingkungan.”
Alat indra manusia sering juga disebut
dengan panca indra karena terdiri dari lima indra, yakni mata, telinga, kulit,
hidung, dan lidah.
I.
Mata
“Mata
adalah indra penglihat. Pada mata terdapat sel – sel saraf penerima” rangsang
cahaya (fotoreseptor). Mata tersusun atas alat tambahan mata, otot bola mata,
bola mata, dan saraf optik.
Alat Tambahan Mata
Alat tambahan mata berfungsi untuk melindungi
mata dari gangguan luar.
Otot Bola Mata
“Otot
bola mata tersusun dari tiga pasang otot lurik. Otot bola mata Berfungsi untuk” menggerakan
bola mata. Otot penggerak bola mata disebut juga otot ekstraokuler yang sangat
kecil ukurannya, namun sangat kuat dan efisien gerakannya. Ada enam otot
penggerak bola mata yang melekat pada bola mata. Keenam otot ini harus bekerja
secara bersama-sama secara sinkron dan tepat serta serentak agar manusia bisa
melihat secara normal untuk melihat ke atas, bawah, samping kanan, samping kiri
dan rotasi atau memutar.
Medial Rectus (MR)
: menggerakkan mata ke arah dalam atau mendekati hidung (adduction).
Lateral Rectus (LR) :
menggerakkan mata ke arah luar atau menjauhi hidung (abduction).
Superior Rectus (SR)
: menggerakkan mata ke atas (elevation).
Inferior Rectus (IR)
: menggerakkan mata ke bawah (depression).
Superior Oblique (SO)
: memutarkan bagian atas mata mendekati hidung (intorsion).
Inferior Oblique (IO) : memutarkan bagian atas mata menjauhi hidung (extorsion).
FUNGSI
OTOT BOLA MATA
Bola Mata
“Fungsi
bola mata adalah untuk membentuk bayangan dari benda yang dilihat.”
Kemudian
retina membentuk impuls yang dijalarkan ke saraf otak II, terus ke otak untuk
diinterpretasikan sebagai penglihatan.
Bola mata terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
1. Lapisan
Luar (Tunika Fibrosa)
Terdiri
atas sklera dan kornea.
!
Sklera
Berwarna
putih dan tidak tembus cahaya. Berfungsi untuk melindungi mata bagian dalam.
!
Kornea
Mengandung
banyak serabut saraf, tidak terdapat pembuluh darah, dan tembus cahaya.
Berfungsi meneruskan cahaya ke lensa mata. Dilindungi oleh selaput pelindung
konjungtiva.
2. Lapisan
Tengah (Tunika Vaskulosa)
Terdiri
atas koroidea dan iris atau selaput pelangi.
!
Koroidea
Mengandung
banyak pembuluh darah. Berfungsi memberi nutrisi pada retina. Bagian depan
koroidea dan di belakang kornea terdapat iris.
!
Iris
Mengandung
pigmen warna sehingga mengakibatkan perbedaan warna pada mata. Lubang bulat di
tengah iris disebut pupil yang merupakan jalan masuknya cahaya. Pupil akan
mengecil jika cahaya terang dan akan membesar jika cahaya redup.
3. Lapisan
dalam
Terdapat retina yang berfungsi menangkap
bayangan benda. Retina mengandung reseptor cahaya (fotoreseptor) untuk bisa
menangkap suatu bayangan. Ada 2 macam fotoreseptor, yaitu sel batang yang
mengandung rodopsin dan berfungsi untuk melihat dalam suasana redup serta sel
kerucut yang mengandung pigmen iodopsin dan berfungsi untuk menerima rangsang
warna dan sinar terang.
Pada
lapisan ini juga terdapat :
!
bintik kuning (fovea sentralis), yaitu
bagian retina yang mengandung banyak fotoreseptor berupa sel kerucut.
bintik buta, yaitu bagian mata tempat serabut saraf
yang berasal dari retina meninggalkan bola mata menuju otak
Saraf Optik
“Bagian
mata yang menjalarkan impuls saraf dari retina menuju otak”.
Setelah sampai di otak, impuls saraf kemudian diinterpretasikan oleh otak
sehingga benda dapat dilihat.
Pada
saraf optik, terdapat :
·
vitreous
humour ® Untuk mempertahankan bola mata agar tetap
bundar. vitreous humour biasa disebut badan bening, yaitu gel yang mengisi
ruang antara lensa mata dan retina.
·
aqueous
humour ® Memberi makan kornea dan lensa. aqueous
humour biasa disebut beranda depan mata, yaitu cairan berlendir yang mendukung
lensa dan mengisi ruang antara lensa, iris, dan kornea.
Mekanisme Kerja Indra
Penglihat
Cahaya
➢
aqueous humour ➢ pupil ➢ lensa ➢
vitreous humour ➢ retina ➢
saraf optik ➢
otak.
1.
Telinga Bagian Luar
Telinga bagian
luar berfungsi untuk menangkap getaran bunyi. Terdiri atas:
!
Daun telinga
Berfungsi
untuk mengumpulkan dan menyalurkan bunyi ke liang telinga.
!
Lubang telinga
Berfungsi
sebagai tempat masuknya bunyi ke liang telinga.
!
Liang telinga
Berfungsi
untuk meneruskan rangsang bunyi ke gendang telinga.
2. Telinga
Bagian Tengah
!
Gendang telinga
Berfungsi
untuk mengubah bunyi menjadi getaran.
!
Tulang – tulang pendengaran
Berfungsi
untuk menerima rangsang bunyi dari gendang telinga dan meneruskannya ke jendela
oval. Tulang-tulang pendengaran juga berfungsi untuk memperkuat dan menghantar
getaran ke saluran telinga yang lebih dalam. Tulang-tulang pendengaran terdiri
atas:
® Tulang
Martil (maleus)
® Tulang
Landasan (inkus)
® Tulang
Sanggurdi (stapes)
!
Saluran eustachius
Merupakan penghubung telinga tengah dengan
rongga faring. Berfungsi untuk menyamakan
tekanan luar dengan tekanan telinga bagian tengah.
3. Telinga
Bagian Dalam
!
Tiga saluran setengah lingkaran (Alat
keseimbangan)
Terdiri
atas kanalis semisirkularis, sakulus, dan utriculus. Berfungsi untuk menjaga
keseimbangan tubuh. Bagian-bagian tersebut berhubungan dengan saraf otak VIII.
!
Tingkap jorong
Merupakan
membran yang terdapat pada pangkal koklea. Berfungsi menyalurkan getaran ke
koklea.
!
Koklea / rumah siput
Saluran
koklea berisi cairan limfe dan terdapat ujung saraf pendengaran yang
menghubungkan koklea dengan otak. Berfungsi untuk mengubah getaran menjadi
impuls dan meneruskannya ke otak.
III.
KULIT
“Kulit
adalah indra peraba. Pada kulit terdapat reseptor yang peka terhadap” rangsang
fisik (mekanoreseptor). Kulit terdiri atas 3 lapisan penting, yaitu :
1. Epidermis
Merupakan
lapisan kulit yang paling luar. Lapisan epidermis berfungsi memberikan warna
pada kulit, sebagai pelindung tubuh dari mikroba atau patogen berbahaya, dan
lain-lain. Epidermis kulit terdiri atas 5 lapisan, yaitu :
!
Stratum korneum
lapisan
teratas dan menutupi semua lapisan epiderma. Stratum korneum berfungsi untuk
menghalangi serta melindungi jaring yang ada di bawahnya dari infeksi,
dehidrasi, stres mekanik, maupun paparan bahan kimia.
!
Stratum lucidum
Berupa
garis translusen lapisan tebal sel berbentuk gepeng yang tidak berwarna
dan bening, banyak terdapat zat eleidin (lapisan mengeras) yang ditemukan hanya
pada lapisan telapak kaki dan tangan sehingga pada bagian tersebut terlihat
lebih tebal, ketebalan ini berfungsi sebagai pelindung.
!
Stratum granulosum
Merupakan
lapisan epidermis kulit yang tersusun atas keratinosit yang bermigrasi dari
lapisan spinosum. Keratinosit mengandung keratohyalin yang berfungsi untuk
mengikat filamen keratin.
!
Stratum Spinosum
Lapisan
ini terdiri atas keratinosit polyhedral yang aktif dalam mensintetis protein
fibrilar yang dikenal dengan cytokeratin. Stratum spinosum merupakan lapisan
epidermis yang terletak antara stratum granulosum dan stratum basal.
!
Stratum germinativum
Tersusun
atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.
Merupakan
lapisan kulit yang berada di bawah lapisan epidermis yang keduanya terhubung
oleh suatu membran yang dinamakan membran basal. Lapisan Kulit Dermis
dibagi menjadi 2 lapisan, yaitu :!
Stratum Papilare
Lapisan ini
mengandung jaringan terminal kapiler, yang merupakan bagian yang berbatasan
dengan epidermis.
!
Lapisan Retikular
Lapisan ini
terdiri dari jaringan ikat yang tidak teratur. Dalam lapisan ini, terdapat akar
rambut, kelenjar sebaceous, kelenjar keringat, reseptor, kuku, serta pembuluh
darah. Lapisan Retikular terletak di bawah papiler dan memiliki ukuran yang
lebih tebal.
3. Hipodermis
Merupakan lapisan yang banyak mengandung lemak yang
bertindak sebagai cadangan makanan, melindungi tubuh terhadap benturan, serta
untuk menahan panas pada tubuh. Hipodermis terdiri dari 4 unsur utama, yaitu :
!
Jaringan lemak
Jaringan
atau lapisan lemak memilliki ketebalan dan kedalaman yang bervariasi. lapisan
paling tipis berada di daerah kelopak mata, sedangkan lapisan paling tebal
berada di daerah bokong.
!
Jaringan ikat bawah kulit
Berfungsi
untuk menyangga tubuh bagian dalam dari adanya benturan, membentuk kontur
tubuh, dan sebagai cadangan makanan.
Bertanggung
jawab untuk menghasilkan kolagen yang nantinya disalurkan ke lapisan dermis
untuk memperkuat kulit.
!
Pembuluh darah dan limfe
Merupakan
saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit.
Mekanisme Kerja Indra
Peraba
Kita
meraba suatu benda (rangsangan) ➢ Rangsangan
diterima oleh ujung saraf peraba (sel-sel reseptor) ➢
Rangsang diteruskan ke otak ➢ Otak memproses
sehingga kita dapat merasakan suatu rangsangan seperti kasar, halus, panas,
atau dingin suatu permukaan.
HIDUNG
“Adalah
Indra penciuman dan jalan utama keluar” masuknya udara dari dan ke paru-paru. Serabut-serabut
saraf penciuman ( olfaktori ) terdapat pada bagian atas selaput lendir hidung
dan berfungsi mendeteksi rangsang zat kimia dalam bentuk gas di udara (
kemoreseptor ). Hidung terdiri atas beberapa bagian
1. Rongga
Hidung
Adalah lubang tempat melekatnya beragam organ hidung
dalam menjalankan fungsinya, baik sebagai indera pembau maupun alat pernapasan.
Berfungsi untuk keluar masuknya udara. Rongga hidung pada manusia dilengkapi
dengan bulu hidung yang berfungsi menyaring setiap kotoran yang masuk melalui
pernapasan. Saringan bulu hidung pada
rongga hidung menghasilkan padatan yang biasa kita kenal dengan sebutan upil
2. Tulang
Rawan dan Tulang Nasal
Hidung
dilindungi oleh 2 tulang yang letaknya terpisah. Kedua tulang tersebut adalah
tulang rawan dan tulang nasal. Tulang rawan letaknya berada di ujung hidung,
teksturnya sangat lunak dan bisa digerak-gerakan. Sementara tulang nasal
letaknya berada di antara tulang rawan dan dahi.
3. Rongga
Sinus
Hidung
memiliki 4 rongga sinus yang letaknya terpisah-pisah. Keempatnya yaitu sinus
maksilaris (di pipi), sinus frontalis (di dahi), sinus etmoidalis (antara kedua
mata), dan sinus sfenoidalis (di belakang dahi). Rongga
sinus memiliki banyak sekali fungsi, di antaranya adalah:
ü Memproduksi
lendir yang mengalir ke dalam dan melembabkan hidung dan menguras lendir
hidung.
ü Untuk
menjaga kelembaban hidung dan udara saat seseorang bernapas.
ü Menjaga
pertukaran udara di daerah hidung.
ü Meringankan
kepala yang terasa berat.
ü Melindungi
organ vital.
ü Memaksimalkan
kualitas suara.
Dalam
menjalankan fungsinya sebagai alat indera pembau, hidung ditunjang oleh bagian
yang bernama bulbus olfaktori. Bagian bagian hidung dan fungsinya pada bagian
bulbus olfaktori ini antara lain:
!
Tonjolan Olfaktori
Tonjolan
olfaktor berperan dalam menerima semua impuls yang dikirim akson dan membawanya
menuju otak.
!
Akson
Akson
(neurit) merupakan sel saraf pengubung yang mengangkut impuls hasil kerja saraf
pembau. Impuls atau informasi yang diterima saraf pembau berupa informasi
tentang seperti apa aroma atau bau dari udara yang terhirup oleh hidung.
!
Saraf Pembau
Saraf
pembau adalah reseptor yang menerima stimulus dari gas yang dihirup.
!
Silia
Berfungsi
untuk menyaring udara yang masuk ketika bernapas. Bulu hidung di bagian rongga
hidung luar memiliki ukuran yang besar. Semakin ke dalam, bulu-bulu ini akan
memiliki ukuran yang lebih halus dan kecil. Bulu hidung inilah yang disebut
dengan silia (cilia). Selain berfungsi menyaring partikel yang terlewatkan oleh
bulu hidung, silia juga mendorong mukus (lendir) yang dihasilkan oleh rongga
sinus. Lendir ini mengalir keluar dan membersihkan permukaan rongga hidung dari
segala macam kotoran.
!
Selaput Lendir
Tempat
menempelnya kotoran, menghasilkan mukus, dan sebagai indera pembau.
5. Nasofaring
Nasofaring berasal dari 2 kata, yakni naso yang artinya hidung dan faring yang artinya tenggorokan. Oleh karena itu, nasofaring adalah bagian sistem pernapasan yang menghubungkan hidung dan tenggorokan. Saat tersedak, bagian inilah yang menstimulasi rasa sakit pada hidung.
Nasofaring berasal dari 2 kata, yakni naso yang artinya hidung dan faring yang artinya tenggorokan. Oleh karena itu, nasofaring adalah bagian sistem pernapasan yang menghubungkan hidung dan tenggorokan. Saat tersedak, bagian inilah yang menstimulasi rasa sakit pada hidung.
Mekanisme Kerja Indra
Penciuman
Rangsan
(bau) ➢
lubang hidung ➢
epitelium olfaktori ➢ mukosa olfaktori ➢
saraf olfaktori ➢ talamus ➢
hipotalamus ➢
otak.
V.
LIDAH
“Adalah
indra pengecap yang dapat merasakan pahit, asam, asin, dan”
manis.
Setiap bagian lidah peka terhadap rasa tertentu. Lidah mempunyai reseptor yang
peka terhadap zat kimia berbentuk cair (kemoreseptor). Berfungsi sebagai alat
berbicara, membantu mengatur letak makanan ketika dikunyah, membantu proses
menelan makanan, serta sebagai indra pengecap. Permukaan lidah ditutupi oleh
papila yang peka terhadap rasa.
Secara
garis besar lidah dapat terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
1) Radiks lingua adalah pangkal lidah
2) Dorsum lingua adalah punggung lidah
3) Apeks lingua adalah ujung lidah
Bagian-Bagian Lidah
Lidah terletak didalam mulut. Permukaaan lidah kasar karena penuh bintil-bintil yang
disebut papilla. Pada binti-bintil lidah terdapat saraf pengecap. Lidah
merupakan otot yang tebal. Otot lidah termasuk otot yang paling kuat pada
tubuh. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot yaitu :
1. Otot
intrinsik
Melakukan
semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada
bagian-bagian sekitar serta melaksanakan gerakan kasar yang sangat penting pada
saat mengunyah dan menelan. Otot intrinsic juga membuat kita mampu
mengubah-ubah bentuk lidah (memanjang, memendek, membulat).
2. Otot
ekstrinsik
Membuat
lidah dapat bergerak mengelilingi rongga mulut dan faring. Lidah mengaduk-aduk
makanan, menekannya pada langit-langit dan gigi, dan kemudian mendorongnya ke
faring.
Pada pangkal lidah terdapat kelenjar limfa
berlapiskan selaput yang berlendir. Daerah-daerah peka pada lidah :
ü Pangkal
Lidah dapat mengecap rasa pahit
ü Tepi
Lidah mengecap rasa asin dan rasa asam
ü Ujung
Lidah dapat mengecap rasa manis
Papila
Pengecap Di Lidah
Papila pengecap merupakan sel reseptor
yang peka terhadap rangsangan zat kimia terlarut baik dalam makanan mapun
minuman. sel ini merupakan sel epitelium bersilia yang tersebar di permukaan
lidah. papila – papila ini membentuk tonjolan – tonjolan pada permukaan lidah.
sel – sel reseptor ini menempel pada membran dasar lidah. Ada empat macam
papila yang terdapat dilidah, perbedaan ini didasarkan pada bentuk yang
dimiliki oleh sel papila tersebut, antara lain:
1. Papila
fungiformis
Berbentuk seperti jamur karena
mereka mempunyai tangkai sempit dan permukaan atasnya melebar. Papila ini,
mengandung puting pengecap yang tersebar pada permukaan atas, secara tidak
teratur terdapat di sela-sela antara papilae filoformis yang banyak jumlahnya.
2. Papila
filiformis
Merupakan papila yang terdapat menyebar
diseluruh permukaan lidah. Papila ini memiliki bentuk seperti benang (fili =
benang). Papila ini sangat peka terhadap sentuhan oleh karena itu berperan
dalam menerima rangsangan senyawa yang diterima oleh lidah.
3. Papila
sirkumvalata
Berbentuk
bulat, tersusun seperti huruf v di belakang lidah. Papilae sirkumvalata
adalah jenis papilae yang terbesar dan masing-masing di kelilingi semacam lekukan
seperti parit. Ada delapan hingga dua belas buah dari jenis ini yang terletak
pada bagian dasar lidah. Papilla sirkumvalata beserta 1/3 bagian anterior lidah
berhubungan dengan saraf otak IX, glossopharyngeal.
4. Papila
folliata
Terletak
pada bagian pinggir lidah tersusun sebagai tonjolan-tonjolan yang sangat
padat sepanjang pinggir lateral belakang lidah, papila ini mengandung banyak
puting kecap. Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir
papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap
berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang.
Mekanisme Kerja Indra
Pengecap
Makanan
/ larutan berasa ➢ papila lidah ➢
saraf gustatori ➢ medula oblongata ➢
talamus ➢
otak.
GANGGUAN
DAN PENGARUH PSIKOTROPIKA PADA SISTEM KOORDINASI MANUSIA
I.
Gangguan
Dan Kelainan Pada Sistem Saraf Manusia
peradangan
yang terjadi pada meningen, yaitu lapisan pelindung yang menyelimuti otak dan
saraf tulang belakang.
HIDROSEFALUS
kondisi
penumpukan cairan di dalam otak yang mengakibatkan meningkatnya tekanan
pada otak.
EURITIS
Merupakan
peradangan pada saraf optik yang berasal dari otak ke mata, yang tergolong
sebagai satu porsi mata.
PARKINSON
Adalah
kerusakan otak dan saraf progresif yang mempengaruhi gerakan (motor system),
terjadi karena hilangnya sel-sel otak yang memproduksi dopamin.
GEGAR
OTAK
Adalah
trauma kepala yang tidak disertai kerusakan jaringan otak dan
menyebabkan pingsan selama tidak lebih dari 10 menit.
EPILEPSI
Adalah
kelainan pada neuron di otak. Penderita epilepsi tidak dapat merespon
berbagai rangsangan dalam berbagai bentuk. Selain itu, otot-otot rangka juga
berkontraksi secara tidak terkontrol. ALZHEIMER
Alzheimer
biasanya menyerang mereka yang sudah berumur di atas 65 tahun. Gejala penderita
Alzhaimer antara lain berkurangnya kemampuan dalam mengingat.
AFASIA
Adalah
gangguan fungsi bicara yang disebabkan oleh adanya kelainan pada otak.
ATAKSIA.
Adalah
gangguan gerakan tubuh yang disebabkan masalah pada otak.
II.
Gangguan
Pada Sistem Endokrin Manusia
Beberapa
faktor yang memengaruhi sekresi hormon, antara lain stress, infeksi, penuaan,
genetik, dan lingkungan. Gangguan sekresi hormon dapat berupa sekresi hormon
yang berlebihan (hipersekresi) atau kekurangan sekresi hormon (hiposekresi).
Hipersekresi dan Hiposekresi dapat menimbulkan kelainan seperti dalam tabel
berikut.
No.
|
Kelainan
Sekresi Hormon
|
Gejala
yang dialami penderita
|
1.
|
Hiposekresi
somatotropin sebelum pubertas dapat mengakibatkan dwarfisme
Hiposekresi
somatotropin
a)
Pada
anak-anak ; Gigantisme
b)
Pada
orang dewasa : Akromegali
|
Anak
tumbuh kerdil.
Pertumbuhan
raksasa.
Pertumbuhan
tulang tidak normal pada masa dewasa, misal ujung tulang jari dan tulang dagu
sehingga bentuk dan ukuran jari dan dagu menjadi abnormal, yaitu lebih besar
dan panjang dibandingkan ukuran normal.
|
2.
|
Hiposekresi
ADH (Anti Diuretic Hormone) dapat mengakibatkan diabetes insipidus.
|
Produksi
urine berlebihan.
|
3.
4.
5.
|
Hiposekresi
insulin mengakibatkan penyakit diabetes melitus
Hiposekresi
tiroksi
Pada
anak : kretinisme
Pada
orang dewasa : miksedema
Hipersekresi tiroksi mengakibatkan penyakit Basedow
Hiposekresi
parathormon
Hipersekresi parathormon
Hiposekresi
glukokortikoid dan mineralokortikoid mengakibatkan penyakit adison
Hipersekresi glukokortikoid dan mineralokortikoid
mengakibatkan coushing syndrome
|
Kadar
gula darah tinggi, berat badan turun, mudah merasa haus, serta kulit dan
mulut terasa kering.
Terjadi
hambatan pertumbuhan fisik dan mental sehingga menjadi kerdil.
Terjadi
pembengkakan di bawah kulit berisi cairan dan berat badan bertambah.
Metabolisme dalam tubuh meningkat, banyak keringat,
suhu tubuh cenderung tinggi, dan tangan gemetar.
Kekurangan
kalsium dalam darah dan terjadi kejang pada otot tangan dan kaki.
Kalsium keluar dari darah dan tulang menuju serum
darah sehingga tulang menjadi keropos dan dapat mengakibatkan gagal ginjal.
Hiperpigmentasi,
kelelahan, dan nafsu makan turun.
Wajah bulat, tumbuh benjolan pada tulang punggung,
hiperpigmentasi, dan perut menggelantung.
|
Penyakit
Akromegali Dimana Tulang Menagalami Pertumbuhan Yang Tidak Normal.
III.
Gangguan Pada Sistem Indra Manusia
Beberapa
gangguan pada alat indra dapat dibantu menggunakan sesuatu alat, misalnya
gangguan pada mata dapat dibantu dengan kacamata. Kacamata didesain sedemikian
rupa sehingga dapat membantu proses penglihatan yang terganggu.
PENGARUH PSIKOTROPIKA
TERHADAP SISTEM SARAF
Menurut UU No. 5 tahun 1997, psikotropika
merupakan zat atau obat, baik alamiah maupun sintetik yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif menurut susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Berdasarkan
pengaruhnya, obat-obatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan
berikut :
SEDATIF
Obat-obatan
golongan sedatif dapat memberikan efek penenang dengan menurunkan aktivitas
otak. Contohnya valium dan barbiturate.
STIMULAN
Obat
- obatan golongan stimulan dapat menimbulkan efek menjadi lebih aktif, tidak
mengantuk, dan memberikan kondisi prima dengan mengaktifkan susunan saraf pusat
dan meningkatkan kerja otak. Contohnya amphetamin dan kokain.
HALUSINOGEN
Obat-obatan
golongan halusinogen dapat memberikan efek halusinasi pada penggunanya.
Golongan ini merupakan golongan psikotropika yang paling berbahaya karena
menimbulkan efek yang sama seperti narkotika. Contohnya mariyuana, ekstasi,
heroin, kokain dan ganja.
PAINKILLER
Golongan
ini dapat menghilangkan rasa nyeri dengan cara menekan bagian otak yang
mengatur rasa nyeri. Penggunaan golongan ini dapat megakibatkan ketergantungan.
Contohnya opium, morfin, dan kokain.
Penggunaan
obat psikotropika melebihi dosis dan tanpa pengawasan dokter dapat berakibat
buruk terhadap sistem koordinansi. Beberapa gangguan yang diakibatkan oleh
psikotropika terhadap sistem saraf sebagai berikut :
a) Hilangnya
koordinasi tubuh
b) Pengaturan
saraf terhadap kendali otot gerak dan denyut jantung melemah.
Zat - zat
psikotropika yang masuk ke dalam tubuh akan diserap oleh pembuluh darah.
Selanjutnya, darah akan membawa zat tersebut ke dalam otak. Di dalam otak, zat
tersebut akan mengubah susunan biokimiawi neurotransmiter. Dengan demikian,
neurotransmiter tidak dapat lepas ke celah sinapsis sehingga impuls saraf yang
dibawa tidak menyebrang ke membran pascasinapsis. Kondisi tersebut menyebabkan
tidak terjadinya depolarisasi pada membran pascasinapsis dan tidak terjadi
potensial kerja karena impuls saraf tidak bisa merambat ke sel saraf
berikutnya. Hal tersebut dapat menyebabkan hilangnya koordinasi tubuh serta
pengaturan saraf terhadap kendali otot.
No.
|
Alat Indra
|
Gangguan dan Kelainan
|
1.
|
Mata
|
Miopi.
hipermetropi, astigmatisme, presbiopi, juling, buta warna, rabun senja, dan
katarak.
|
2.
|
Telinga
|
Tuli
konduktif dan tuli saraf
|
3.
|
Kulit
|
Jerawat,
dermatitis, panu, kudis, dan eksim
|
4.
|
Hidung
|
Influeza,
polip, dan sinusitis
|
5.
|
Lidah
|
Sariawan,
kanker lidah, glossoptosis, glossopyrosis, dan atrophic glossitis.
|
0 Comments