BAB 5 HUKUM MENDEL


BAB V
HUKUM MENDEL


Proses genetik timbulnya hasil perbandingan pada genotipe dan fenotipe mengacu pada konsep dasar hukum  pewarisan mendel, yaitu :
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan
Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum Mendel I (Hukum segregasi)
Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1.      Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
2.      Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di sebelah).
3.      Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.
2. Hukum II Mendel (Hukum asortasi bebas)
Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling memengaruhi.
Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe wR). Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1.
Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-induk dengan dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya.
 Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah kotak). Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb). Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4: 1:2:1:2: 1.
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Sebenarnya masih mengikuti hukum Mendel, alel berinteraksi. Dikenal beberapa bentuk =  Ratio fenotip F2)
1.        INTERAKSI PASANGAN ALELA pada varitas ayam = 9 : 3 : 3 : 1
2.        POLIMERI (Nielson-Echle) pada varitas gandum = 15 : 1
Polimeri pada manusia misalnya peristiwa pigmentasi kulit.
3.        KRIPTOMERI pada tanaman "pukul empat" (Mirabilis jalapa)
percobaan pada Linaria maroccana = 9 : 3 : 4
4.        EPISTASIS & HIPOSTASIS pada varitas gandum = 12 : 3 : 1
5.        KOEPISTASIS pada Lathyrusodoratus = 9 : 7
(Lathyrus odoratus = varitas ercis yang berbiji manis)

POLIMERI
adalah pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri tetapi mempengaruhi bagian yang same dari suatu organisme.
KRIPTOMERI
adalah pembastaran heterozigot dengan adanya sifat yang "tersembunyi" (Kriptos) yang dipengaruhi oleh suatu keadaan, pada bunga Linaria maroccana adalah pH air sel.
EPISTASIS
adalah faktor pembawa sifat yang menutup pemunculan sifat yang lain sekalipun sifat tersebut dominan.
HIPOSTASIS
adalah faktor yang tertutupi oleh faktor lain.
ATAVlSME
adalah sifat yang hipostasis pada suatu keturunan yang pada suatu seat muncul kembali (reappearence).

Post a Comment

15 Comments

  1. Blognya sangat menarik dan sangat membantu bu, karena setelah materi langsung ada latihan soalnya sehingga pembaca bisa mengukur tingkat pengetahuan mereka. Terima kasih bu, dan terus semangat😊

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Bagus sekali bu, sangat membantu, plus ada latihan soalnya, semoga saya dan teman-teman saya bisa memanfaatkan ilmunya,Aamiin..

    ReplyDelete
  6. Bagus dan sangat bermanfaat, bisa untuk menambah referensi ditambah ada soal latihannya juga. Terima kasih bu..

    ReplyDelete
  7. bagus rapih dan sangat bermanfaat, lengkap pemjelasan dan ada latihan soalnya juga, terimakasih bu lela atas ilmunya

    ReplyDelete
  8. Materi yang dibahas terperinci sehingga mudah untuk memahaminya, dan di akhir materi terdapat soal sebagai tolok ukur pemahaman kita, terima kasih banyak bu, semoga dapat membantu yang lainnya

    ReplyDelete
  9. sangat bermanfaat dan menarik, semoga bisa menjadi tambahan referensi belajar saya dan kedepannya blog ini makin berkembang aamiin 👍👍

    ReplyDelete
  10. terimakasih nabil, rayyan, nanda, prevanka, dea

    ReplyDelete
  11. Meterinya lengkap dan sangat bermanfaat, disertai dengan soal latihan yang disajikan untuk kita kerjakan secara langsung

    ReplyDelete
  12. Materinya sangat lengkap dan mudah dipahami. Dan terdapat latihan soalnya juga. Terimakasih bu atas ilmunya

    ReplyDelete
  13. Ada materi ada latihan soalnya juga, sangat membantu dalam pemperdalam pembelajaran. Semoga semakin berkembang agar memberikan manfaat ke banyak orang, terima kasih bu

    ReplyDelete
Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)