Bab 1 : Ruang lingkup biologi,metode
ilmiah,dan keselamatan kerja
A.Ruang Lingkup Biologi
Ruang Lingkup Biologi yang akan dibahas di sini ada 3
yaitu : Objek Biologi, Permasalahan Biologi dan Manfaat Biologi bagi Kehidupan
Manusia. Berikut ini penjelasan lengkapnya :
1. Objek Biologi
Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
bio yang berarti hidup dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Dengan
demikian, biologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang hidup dan
kehidupan. Objek dari biologi adalah semua makhluk hidup, mulai dari tingkat
atom, molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, ekosistem, sampai
bioma. Pada tingkat molekul, biologi mempelajari berbagai macam struktur dan
ciri molekul yang berperan dalam reaksi penyusunan dan pembongkaran.
Molekul-molekul tersebut saling berhubungan dalam membentuk sel. Sel bergabung
menyusun jaringan dan beberapa jaringan menyusun organ. Sistem organ bergabung
menyusun tubuh makhluk hidup (individu). Setiap individu saling berhubungan
membentuk sekumpulan individu sejenis yang disebut populasi. Sekumpulan
populasi yang saling berhubungan satu dengan yang lain akan membentuk
komunitas. Komunitas dengan lingkungan abiotik menyusun ekosistem. Gabungan
berbagai ekosistem akan membentuk bioma. Hubungan antarbioma di permukaan bumi
akan membentuk biosfer. Menurut Biological Science Curriculum Study (BSCS),
biologi memiliki objek berupa kingdom (kerajaan), yaitu Animalia (hewan),
Plantae (tumbuhan), dan Protista (makhluk hidup mirip hewan atau mirip
tumbuhan). Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, objek biologi yang
semula hanya dibagi menjadi 3 kingdom berkembang menjadi 5 kingdom, yaitu
Animalia, Plantae, Fungi, Protista, dan Monera. Bahkan saat ini, makhluk hidup
dikelompokkan menjadi 6 kingdom, yaitu Animalia, Plantae, Fungi, Protista,
Archaebacteria, dan Eubacteria.
2. Permasalahan Biologi
Berikut ini permasalahan biologi yang
sering terjadi dalam dunia biologi :
a. Tingkat Molekul
b. Tingkat Sel
c. Tingkat Jaringan
d. Tingkat Organ
e. Tingkat Individu atau Makhluk Hidup
f. Tingkat Populasi
g. Tingkat Ekosistem
3. Manfaat Biologi bagi Kehidupan Manusia
Sebagai manusia ciptaan Tuhan, kita harus
menyadari bahwa kita harus menggunakan ilmu secara benar untuk kebaikan semua
makhluk yang ada dan untuk kelestarian bumi. Demikian pula halnya dengan
mempelajari biologi yang sangat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan.
Hasil kemajuan dari bidang biologi sering
disebut dengan bioteknologi. Bioteknologi di bidang ilmu kedokteran, misalnya,
ditemukannya berbagai penyakit dan cara menyembuhkannya. Solusinya adalah
dengan bayi tabung. Biologi selalu bekerja sama dengan ilmu-ilmu lain untuk
mengatasi segala permasalahan manusia.
Dengan kemajuan bioteknologi di bidang
pertanian, permasalahan yang sering muncul seperti gagal panen, akan berkurang.
Dengan penerapan ilmu cabang biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat
(genetika), diupayakan dengan penyilangan (bastar), diharapkan keturunan yang
dihasilkan benar-benar unggul. Pengetahuan biologi menyadarkan kita tentang
adanya berbagai makhluk ciptahan Tuhan Yang Maha Esa yang tak ternilai
harganya. Namun, dengan pengetahuan biologi, sifat manusia yang serakah dapat
mengganggu kelestarian alam, misalnya, penebangan liar, penggunaan pestisida
yang berlebihan, dan penggunaan senjatabiologi yang menyebabkan manusia terkena
penyakit yang mematikan.
B.Metode Ilmiah
Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah proses keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan
secara sistematis melalui bukti fisis. Pada ilmu fisika, metode ilmiah memastikan didapatkannya suatu
kesimpulan yang didukung oleh bukti-bukti dan tersusun secara sistematis. Jika
tidak dilakukan metode ilmiah maka eksperimen-eksperimen yang dilakukan akan
meragukan dan tidak dapat ditetapkan hukum atau rumus yang jelas akan
terjadinya suatu fenomena fisis.
Unsur-unsur
Metode Ilmiah
§
Karakterisasi
Identifikasi
sifat-sifat utama yang relevan milik subjek yang diteliti dengan pengamatan dan
pengukuran.
§
Hipotesis
Dugaan teoritis sementara yang menjelaskan hasil pengukuran
§
Prediksi
Eksperimen
Pengujian atas hubungan karakterisasi dengan prediksi dan
hipotesis
§
Evaluasi dan
pengulangan
Penilaian atas ketepatan hipotesis dan prediksi berdasar
hasil yang didapat saat eksperimen, dan pengulangan pada tahap-tahap tertentu
apabila tidak didapatkan hasil yang sesuai.
Kriteria Metode Ilmiah
§
Berdasarkan fakta
Analisis dan pengambilan kesimpulan yang dilakukan harus didasari
pada fakta-fakta yang nyata terjadi, bukan dari opini-opini peneliti saja.
§
Bebas dari prasangka
Saat
melakukan eksperimen, peneliti tidak boleh memiliki prasangka. Peneliti boleh
memiliki hipotesis, namun eksperimen harus dijalankan secara objektif meskipun
diperkirakan hasil tidak sesuai hipotesis.
§
Menggunakan prinsip-prinsip analisis
Penarikan
kesimpulan berdasar metode ilmiah harus menggunakan prinsip-prinsip analisis.
Hal ini mengartikan dibutuhkannya kejelasan urutan berpikir dan kejadian dalam
menjelaskan suatu fenomena fisika. Komponen-komponen permasalahan dan hubungan
diantaranya harus diketahui dengan jelas dan dapat dijelaskan secara runut.
§
Perumusan Masalah atau pembuatan hipotesis
Metode
ilmiah melibatkan suatu perumusan masalah yang diteliti atau hipotesis
penjelasan atas terjadinya suatu fenomena.
§
Menggunakan ukuran objektif
Hasil eksperimen harus diukur dengan suatu ukuran yang objektif,
bukan subjektif. Hal ini ditujukan agar hasil eksperimen dipahami dengan mudah
oleh setiap orang, dan seminimal mungkin dipengaruhi subjektivitas peneliti.
Contoh ukuran objektif adalah satuan-satuan internasional seperti meter untuk mengukur panjang,
dan kilogram untuk mengukur massa.
Contoh ukuran subjektif adalah ukuran yang relatif terhadap benda yang tidak
pasti ukurannya, seperti sejengkal, semata kaki, dan lain-lain.
§
Menggunakan teknik kuantitatif, atau ditambahkan kualitatif
Teknik
kuantitatif dengan ukuran yang objektif akan memberikan hasil yang dapat
dimengerti secara universal dan minim subjektivitas peneliti. Namun, dapat juga
digunakan teknik kualitatif apabila hasil yang didapatkan sulit dideskripsikan
dengan suatu ketentuan kuantitatif. Contohnya, pertumbuhan tanaman dinyatakan
secara
kuantitatif
(misal: tumbuh 10 cm dalam 5 hari) dan perkembangannya dinyatakan secara
kualitatif (misal: tumbuh bunga dalam 5 hari).
Karakteristik
Metode Ilmiah
§
Bersifat kritis dan analitis
Metode
ilmiah berarti peneliti dengan rinci melakukan observasi dan eksperimen untuk
mendapatkan hasil yang relevan dan akurat.
§
Bersifat logis
Metode ilmiah berarti langkah-langkah yang dilakukan peneliti
dapat dijelaskan dengan logis, bukan berdasar firasat atau hal lain yang tidak
dapat dijelaskan dengan logika.
§
Bersifat obyektif
Hasil-hasil
yang didapat harus merupakan hasil yang objektif, artinya hasil itu tidak
eksklusif hanya bisa dilakukan oleh peneliti dan bukan merupakan hasil
rekayasa.
§
Bersifat empiris
Hasil
didapatkan dari kejadian nyata yang benar-benar terjadi, bukan karangan atau
berbasis hanya dari opini peneliti sendiri atau orang lain.
§
Bersifat konseptual
Berfokus
pada hal-hal yang berkaitan dengan konsep-konsep suatu fenomena. Penelitian
bukan terbatas hanya pada fakta-fakta yang dapat dirasakan atau dilihat secara
nyata, tetapi juga penjelasan konsep bagaimana fakta-fakta tersebut terjadi dan
kaitan diantaranya.
Langkah-langkah Metode Ilmiah
1.
Observasi Awal
Peneliti
mengamati keadaan awal dari objek penelitian. Pada kegiatan ini dilakukan
karakterisasi objek dan analisis terhadap sifat-sifatnya.
2.
Identifikasi Masalah
Menemukan
permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian.
3.
Perumusan hipotesis
Membuat
rumusan awal yang menjelaskan permasalahan yang ingin diangkat. Hipotesis
bersifat sementara karena belum adanya hasil objektif dari eksperimen, oleh
karena itu hipotesis tidak bisa dijadikan kesimpulan hasil penelitian ilmiah.
4.
Eksperimen
Percobaan-percobaan
yang dilakukan untuk menganalisis permasalahan yang ingin diidentifikasi.
Eksperimen yang umum dilakukan adalah rekayasa penciptaan ulang permasalahan,
dengan kata lain peneliti meniru proses terjadinya permasalahan yang diteliti.
Pada eksperimen variabel-variabel yang berpengaruh pada proses fisis
dikendalikan sebaik mungkin, sehingga peneliti benar-benar mengetahui faktor apa
saja yang berpengaruh pada hasil eksperimen tersebut.
5.
Analisis Hasil
Peneliti
melakukan analisis terhadap hasil eksperimen. Analisis ini dikembangkan dari
rumusan hipotesis yang telah dibuat sebelumnya, terutama apakah hipotesis yang
dibuat dapat menjelaskan fenomena permasalahan yang terjadi atau tidak. Jika
terdapat hubungan yang jelas atau kesesuaian antara hasil eksperimen dengan
hipotesis, maka hasil analisis dapat dijadikan sebagai dasar penarikan
kesimpulan. Jika tidak, maka dilakukan pengulangan langkah-langkah sebelumnya.
Pengulangan dapat dilakukan dari tahapan perumusan hipotesis atau dari tahap
eksperimen.
6.
Penarikan kesimpulan
Penarikan
kesimpulan menjadi penutup dari langkah-langkah penelitian dengan metode
ilmiah. Setelah hasil dianalisis dan dihubungkan dengan hipotesis, peneliti
dapat menarik kesimpulan yang menjelaskan hubungan-hubungan tersebut dengan
singkat. Kesimpulan sejatinya dibuat dengan jelas dan padat, menggambarkan inti
dari eksperimen dan tidak keluar dari eksperimen yang dilakukan.
C.Keselamatan Kerja Di Laboratorium
Keselamatan
dan Keamanan Kerja atau
laboratory safety (K3) memerlukan perhatian khusus , karena penelitian
menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan intensitas yang
mengkawatirkan yaitu 9 orang/hari . Oleh karena itu K3 seyogyanya melekat pada
pelaksanaan praktikum dan penelitian di laboratorium.
Laboratorium adalah
tempat staf pengajar, mahasiswa dan pekerja lab melakukan eksprimen dengan bahan
kimia alat gelas dan alat khusus. Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut berpotensi terjadinya
kecelakaan kerja. Pada umumnya kecelakan kerja penyebab utamanya adalah
kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara membina dan mengembangkan kesadaran
(attitudes) akan pentingnya K3 di laboratorium.
Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu
diinformasikan secara cukup (tidak berlebihan) dan relevan untuk mengetahui
sumber bahaya di laboratorium dan akibat yang ditimbulkan serta cara
penanggulangannya. Hal tersebut perlu dijelaskan berulang ulang agar lebih
meningkatkan kewaspadaan. Keselamatan yg dimaksud termasuk orang yg ada
disekitarnya.
Tujuan Peraturan
Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :
1. Kesehatan
, keselamatan dan kesejahteraan orang yg bekerja di laboratorium.
2. Mencegah
orang lain terkena resiko pekerjaan
laboratorium yang
menyebabkan terganggu kesehatannya akibat kegiatan di laboratorium.
3. Mengontrol
penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan beracun
4. Mengontrol
pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara, sehingga tidak
berdampak negative terhadap lingkungan.
Aturan umum yang terdapat
dalam peraturan itu menyangkut hal hal sebagai berikut :
1. Orang
yang tak berkepintingan dilarang masuk laboratorium, untuk mencegah hal yang
tidak diinginkan.
2. Jangan
melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia,
alat alat dan cara pemakaiannya.
3. Mengenali
semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan
pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja
laboratorium.
4. Harus tau
cara pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye shower, respirator dan
alat keselamatan kerja yang lain.
5. Setiap
laboran /Pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan darurat (P3K).
6. Latihan
keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan dihapalkan saja
7. Dilarang
makan minum dan merokok di lab, bhal ini berlaku juga untuk laboran dan kepala
Laboratorium.
8. Jangan
terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika bekerja di
laboratorium
9. Jauhkan
alat alat yang tak digunakan, tas,hand phone dan benda lain dari atas meja
kerja.
Busana atau pakaian di
laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai berikut :
1. Dilarang
memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu safety yang
terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi. Harus menggunakan sepatu safety yang
memenuhi standar. Bagi wanita juga harus menggunakan sepatu safety khusus
wanita.
2. Wanita
dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang yang tidak
terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat tersangkut pada alat yang
berputar.
3. Pakailah
jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dengan baik meskipun,
penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tidak nyaman.Bekerja dengan Bahan
Kimia Bila anda bekerja dengan bahan kimia maka diperlukan perhatian dan
kecermatan dalam penanganannya.
Adapun
hal umum yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
a.
Hindari kontak langsung dengan bahan kimia
b. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
c. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus (
cukup dengan mengkibaskan kearah hidung )
d. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih
dan gatal)
Ketika melakukan pemindahan
bahan kimia maka harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
1. Baca
label bahan sekurang kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan dalam
pengambilan bahan misalnya antara asam sitrat dan asam nitrat.
2. Pindahkan
sesuai jumlah yang diperlukan
3. Jangan
menggunakan bahan kimia secara berlebihan
4. Jangan
mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk menghindari kontaminasi,
meskipun dalam hal ini kadang terasa boros Memindahkan Bahan Kimia Cair. Ada
sedikit perbedaan ketika seorang laboran memindahkan bahan kimia yang wujudnya
cair.
Hal yang harus diperhatikan
adalah :
1. Tutup
botol dibuka dengan cara dipegang dengan jari tangan dan sekaligus telapak
tangan memegang botol tersebut.
2. Tutup
botol jangan ditaruh diatas meja karena isi botol bisa terkotori oleh kotoran
yang ada diatas meja.
3. Pindahkan
cairan menggunakan batang pengaduk untuk menghindari percikan.
4. Pindahkan
dengan alat lain seperti pipet volume sehingga lebih mudah.
0 Comments